Pendidikan Militer
Pendidikan
militer adalah pendidikan yang harus ditempuh oleh siapa saja yang akan masuk ke lingkaran
militer di
Indonesia, baik sebagai prajurit maupun sebagai tim medis. Untuk mendapatkan skill dalam kemampuan di bidang
militer, seseorang harus masuk ke sekolah khusus, seperti Akademi
Militer yang mencetak perwira
Tentara Nasional
Indonesia (TNI) serta
RINDAM.
Fungsi RINDAM
Disisi lain ada Resimen Induk Daerah
Militer (
RINDAM) lembaga pendidikan
militer di bawah jajaran Kodiklat TNI AD yang mencetak prajurit-prajurit yang profesional,
berkualitas dan handal serta memiliki militansi yang tangguh, dengan mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk seluruh jajaran kodam. Sebagai salah satu sekolah pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh
negara, Akademi
Militer atau Akmil menerima calon Taruna/Taruni dari SMA atau MA setelah melalui proses seleksi yang ketat. Dengan pendidikan
militer, Akmil akan mencetak prajurit yang bertugas di bidang pertahanan
negara.
Selain pendidikan, ada juga pendidikan kepolisian dan pendidikan intelijen yang sama-sama menghasilkan kandidat-kandidat pelindung
negara. Meski begitu, ketiganya memiliki perbedaan. Perbedaan Pendidikan
Militer, Pendidikan Kepolisian, dan Pendidikan Intelijen Pendidikan, kepolisian, dan pendidikan intelijen merupakan pendidikan ikatan dinas di mana orang-orang yang belajar di dalamnya akan ditempa dengan latihan fisik dan mental yang keras. Oleh karena itu, hanya mereka yang memenuhi syarat dan mampu secara fisik dan mental saja yang dapat menempuh jalur pendidikan ini.
Meski ketiganya sama-sama menempa siswa atau taruna dengan latihan fisik dan mental yang keras, ketiga jurusan tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan yang
paling mencolok ada pada tujuan ketiga pendidikan tersebut. Pendidikan ini Tujuan adalah untuk mempersiapkan lulusannya menjadi TNI, baik Angkatan Darat atau AD, Angkatan Laut atau AL, maupun Angkatan Udara atau AU. Ada tiga jalur yang dapat ditempuh bagi siapa saja yang ingin mengambil sekolah
militer, yaitu Sekolah Calon Tamtama (Secata), Sekolah Calon Bintara (Secaba), dan Akademi
Militer (Akmil) yang menghasilkan Perwira. Masing-masing jalur menuntut lama pendidikan yang berbeda di mana Akmil yang
paling lama, yaitu empat tahun.
Pendidikan Kepolisian
Jika tujuan sekolah militer adalah untuk mempersiapkan lulusannya menjadi pembela negara dari hal-hal yang mengancam kedaulatan NKRI, pendidikan kepolisian justru bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi aparat keamanan yang menangani masalah internal, yaitu anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Seperti pendidikan militer, pendidikan kepolisian juga memiliki banyak jalur atau tingkatan yang bisa dipilih. Durasi pendidikan yang harus ditempuh serta pangkat yang diperoleh nantinya pun disesuaikan dengan tingkatan yang sudah dipilih. Contohnya adalah Pendidikan Tamtama Kepolisian yang berdurasi lima bulan akan memberikan pangkat Bhayangkara Dua, sementara Pendidikan Taruna Kepolisian yang berdurasi empat tahun akan memberikan pangkat Sarjana Ilmu Kepolisian (S.IK) saat lulus. Meski tampak ketat, menempuh pendidikan kepolisian masih memberikan kesempatan untuk menekuni hobi di bidang musik dan informatika karena ada pilihan Bintara Musik dan Bintara TI di Pendidikan Bintara.
Pendidikan Intelijen
Bagi siapa saja yang ingin berkarir sebagai seorang intelijen, ada
program studi pendidikan intelijen yang menanti. Lulusan pendidikan intelijen bisa berkarir di pemerintahan maupun swasta. Sama seperti,
militer dan kepolisian,
program studi ini juga menuntut pelajar untuk memiliki fisik dan mental yang kuat. Namun, selain itu, pendidikan intelijen juga akan membekali siswa dengan berbagai
cara yang inovatif sehingga pola pikir siswa menjadi terstruktur. Dengan begitu, lulusan pendidikan intelijen akan dapat memecahkan persoalan
dunia yang terus berkembang dinamis dan semakin kompleks. Karena hal inilah, pendidikan intelijen menuntut siswa untuk memahami isu-isu dan kompetensi yang selalu relevan dengan perkembangan
zaman.